SEPUTAR INFORMASI UNIK DI DALAM NEGERI SAMPAI LUAR NEGERI

Senin, 15 Agustus 2016

Michael Kai, Si Mungil yang Kuat Menyusu

Setahun sudah usia pernikahanku. Dan sekarang, aku menjadi seorang Ayah, sejak Michael Kai Setyawan lahir, 17 juni  2015. Kai demikian nama panggilannya, lahir secara normal dengan proses yang cukup lama. Mulai kontraksi pukul 06.00 siang  pukul 12..00 malam Kai lahir. Istriku sangat hebat, meski sempat kehabisan napas, dia terus berjuang sekuat tenaga demi melahirkan Kai.


Setahun sudah usia pernikahanku. Dan sekarang, aku menjadi seorang Ayah, sejak Michael Kai Setyawan lahir, 17 Juni 2015  Kai demikian nama panggilannya, lahir secara normal dengan proses yang cukup lama. Mulai kontraksi pukul 06.00 siang , pukul 112.00 malam Kai lahir. Istriku sangat hebat, meski sempat kehabisan napas, dia terus berjuang sekuat tenaga demi melahirkan Kai.





Pengalaman pertama menjadi seorang ayah memang tidak mudah. Aku jadi sering begadang menemani istriku yang harus memberi Air Susu Ibu (ASI). Entah kenapa Kai memang selalu terjaga saat tengah malam. Tiap jam 5 pagi, Kai selalu bangun. Tak ada suara tangisan, diam. Hanya tangan dan kakinya yang bergerak-gerak serta matanya yang sipit terbuka lebar. Tangis adalah satu-satunya bahasanya. Tangisnya pecah ketika ia haus, lapar, buang air, atau merasa tak nyaman kala digendong. Suara tangisnya terdengar merdu di telingaku, menjadi musik sekaligus alarm untuk membuatku terjaga.

Setiap tiga jam istriku harus memberinya ASI. Sekali pun mengantuk, tapi istriku tetap terbangun demi Kai. Kata orang tua, anak lelaki lebih kuat menyusu dibandingkan anak perempuan. Aku membuktikannya. Tak cukup 19 menit setiap kali Kai menyusu, kadang hampir satu jam.

Mendengar Kai menyusu, aku tersenyum. "Pelan-pelan, Nak. Enggak ada yang minta, kok," ujarku. Ya, setiap kali menetek, Kai seperti orang kelaparan, tak sabar untuk segera melahap semuanya. Untung air susu istrikku banyak sehingga Kai selalu puas.

Pengalaman pertama menjadi seorang ayah memang tidak mudah. Aku jadi sering begadang menemani istriku yang harus memberi Air Susu Ibu (ASI). Entah kenapa Kai memang selalu terjaga saat tengah malam. Tiap jam 5 pagi, Kai selalu bangun. Tak ada suara tangisan, diam. Hanya tangan dan kakinya yang bergerak-gerak serta matanya yang sipit terbuka lebar. Tangis adalah satu-satunya bahasanya. Tangisnya pecah ketika ia haus, lapar, buang air, atau merasa tak nyaman kala digendong. Suara tangisnya terdengar merdu di telingaku, menjadi musik sekaligus alarm untuk membuatku terjaga.

Setiap tiga jam istriku harus memberinya ASI. Sekali pun mengantuk, tapi istriku tetap terbangun demi Kai. Kata orang tua, anak lelaki lebih kuat menyusu dibandingkan anak perempuan. Aku membuktikannya. Tak cukup 19 menit setiap kali Kai menyusu, kadang hampir satu jam.

Mendengar Kai menyusu, aku tersenyum. "Pelan-pelan, Nak. Enggak ada yang minta, kok," ujarku. Ya, setiap kali menetek, Kai seperti orang kelaparan, tak sabar untuk segera melahap semuanya. Untung air susu istrikku banyak sehingga Kai selalu puas.                                                                                                        sumber;liputan6.com

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Michael Kai, Si Mungil yang Kuat Menyusu

0 komentar:

Posting Komentar