"Saya punya pendirian malam itu bahwa saya harus sehat. Tidak boleh sakit. Yang saya pikirkan adalah saya harus tetap latihan. Tapi ternyata ambruk juga. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh.kata ilham.
Menurut cerita Loly, perjuangan tidak tidur siang yang diganti dengan latihan dan olahraga keras berbuah manis. Dua hari lagi ia akan bertugas sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di hadapan Presiden Joko Widodo. Aksinya bersama 69 orang yang lain akan dilihat jutaan pasang mata.
Salah Seorang Peserta Terlihat Menutup Kedua Mata Saking Tak Kuat Membendung Air Mata yang Sudah Memenuhi Matanya.
Berbeda dengan Cut Aura Maghfirah Putri dari Aceh. Renungan jiwa ini membuat ia sadar pentingnya peran seorang ibu. Aura ingat omongan sang ibu yang pernah menguatkan dirinya agar tidak menyerah karena seleksi Paskibraka yang tidak mudah. Dukungan dari ayah dan ibu berhasil menguatkan dirinya.
"Yang aku ingat lagi, ketika aku lagi sakit, mama memijat badanku. Padahal, mama juga lagi sakit saat itu. Terus, dia juga yang rutin membangunkan aku jam 4.30 pagi dan mengingatkanku untuk lari pagi," kata Aura.
Aura punya satu harapan yang semoga saja terwujud setelah nanti selesai bertugas pada perayaan HUT RI 71. "Aku ingin mendengar orangtuaku bilang gini 'Mama, papa, bangga punya anak kayak Aura'," katanya.
Renungan jiwa dimulai pukul 07.30 WIB di aula Wisma Soegondo Djojopoespito, PP-PON Menpora, Cibubur, Jakarta Timur. Lampu yang biasa menerangi mereka selama mengikuti kegiatan pemberian materi berganti dengan lilin. Cahaya dari lilin itulah yang mereka pakai untuk membaca buku renungan, yang mengingatkan mereka akan jasa-jasa para Pahlawan. Termasuk melakukan instropeksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Subagyo, salah seorang pembina senior di Paskibraka, mengatakan bahwa renungan jiwa merupakan sebuah tradisi dan menjadi hal yang sangat penting selama masa Paskibraka.
"Tujuan utamanya membentuk jiwa nasionalisme mereka," kata Subagyo.
Di Halaman Terakhir Buku Renungan Jiwa, Seluruh Calon Anggota Paskibraka Tingkat Nasional Harus Mengisi Salah Satu Pertanyaan Penting. Muhamad Rival Hidayat dari DI Yogyakarta Menulis Semua yang Ada.
Renungan jiwa juga diharapkan dapat mempertebal spiritual mereka yang sebentar lagi akan bertugas sebagai anggota Paskibraka di Istana Merdeka. Ada pun urutan di dalam renungan jiwa adalah membaca buku, pemasangan kendit (pita atau sabuk yang terbuat dari kain), dilanjutkan mencium bendera merah putih sebagai bentuk kecintaan 68 putra dan putri terpilih dari 34 provinsi di Indonesia terhadap tanah air serta menjunjung tinggi nilai kebangsaan.
Renungan jiwa ditutup dengan pembubuhan tanda tangan seluruh calon anggota Paskibraka tingkat nasional 2016 di atas kain putih. Menandakan bahwa putra dan putri ini telah siap memberikan yang terbaik untuk bangsa saat bertugas pada perayaan HUT RI 71. sumber;liputan6.com
Senin, 15 Agustus 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar