SEPUTAR INFORMASI UNIK DI DALAM NEGERI SAMPAI LUAR NEGERI

Rabu, 27 Juli 2016

Pentas Poros Budaya Istimewa

Pagelaran ‘Poros Budaya Istimewa’ yang menampilkan seni budaya khas dari tiga daerah istimewa di Indonesia, yaitu Daerah Istimewa Aceh, DI Yogyakarta, dan Papua diselenggarakan pada Sabtu (28/2/2015) di Yogyakarta.
Kesenian dari Papua dibawakan oleh Ikatan Pelajar dan Mahasiswa (Ipma) Papua, kesenian daerah Aceh dibawakan oleh Taman Pelajar Aceh (TPA) sedangkan kesenian DI Yogyakarta oleh Masyarakat Pemuda Jogjakarta.  Acara ini digelar di Bale Gadeng, asrama Aceh. Dalam acara ini, mahasiswa Aceh menampilkan tari Likok Puloe dan Rapai Geleng. Yogyakarta menampilkan peragaan seni berupa Jathilan. Sedangkan Ipma Papua menampilkan tarian Yospan dan tarian Tumbuk Tanah.
Gelar budaya Poros Istimewa mengangkat tema “Humanis, Berbudaya dan Beradab.” Masing-masing pihak bersepakat untuk bersatu, meningkatkan toleransi antar budaya di tengah kemajemukan budaya dengan tetap menjunjung tinggi kemanusiaan.
Pembacaan puisi, dan tampilan band juga ikut meramaikan kegiatan ini. Diikuti orasi-orasi singkat oleh perwakilan mahasiswa dari 3 daerah istimewa ini. Di dalam balai, ada pameran seni rupa dan lukisan serta jajanan khas dari daerah masing-masing.
Papua menjajakan aneka anyaman noken bermotif Bintang Kejora yang adalah bendera bangsa Papua Barat dan noken paduan merah-hitam yang identik dengan Persipura Jayapura.
Selain noken, mahasiswa Papua menjajakan aneka gelang bermotif tiga warna: merah, putih dan biru yang adalah warna dari Bendera Bintang Kejora, juga makanan khas Papua, Papeda. Beberapa makanan khas Yogyakarta juga turut serta, tak tertinggal Pulot dan Kuphie dari Aceh.
“Ketika tsunami, semua bangsa-bangsa di dunia tergerak hati karena kemanusiaan. Tak peduli agama, budaya, adat istiadat, mereka memberi dengan ikhlas sebagai manusia yang punya rasa kemanusiaan. Maka kita (Aceh, Yogyakarta dan Papua) mesti berdiri bersama untuk memusuhi apa yang menjadi musuh kemanusiaan, karena kemanusiaan itu sungguh manusiawi,” orasi salah satu mahasiswa Aceh.
Roy Karoba, mantan ketua Aliansi Mahasiswa Papua kota Yogyakarta kepada majalahselangkah.com menerangkan, kegiatan ini bertujuan mempersatukan mahasiswa dari tiga daerah ini agar dapat saling mengenal, memahami perbedaan budaya dan adat istiadat, dan saling menerima perbedaan tersebut.
ilustrasi: tari Saman dari Aceh

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Pentas Poros Budaya Istimewa

0 komentar:

Posting Komentar