Lhokseumawe - Keumamah adalah sebutan populer untuk jenis ikan olahan yang ada di Aceh. Bentuknya persis seperti kayu dan keras, sehingga dikenal juga dengan istilah ikan kayu.
keumamah ternyata menyimpan perjalanan sejarah yang panjang terkait Perang Aceh. Sengitnya perjuangan para tokoh Aceh pada masa lalu dalam melawan penjajah, hingga harus bergerilya di hutan-hutan dalam waktu lama, menuntut pasokan logistik.
Oleh para pejuang Aceh pada masa lalu, ikan kayu diolah sebagai bahan lauk pauk yang bisa tahan lama hingga berbulan-bulan guna mencukupi kebutuhan gizi pejuang sekaligus nikmat untuk lauk pauk.
"Maka dari itulah muncul keumamah," kata pemerhati sejarah Aceh, Tengku Matang di Lhokseumawe, seperti dilansir Antara, Rabu 15 Juni 2016.
keumamah ternyata menyimpan perjalanan sejarah yang panjang terkait Perang Aceh. Sengitnya perjuangan para tokoh Aceh pada masa lalu dalam melawan penjajah, hingga harus bergerilya di hutan-hutan dalam waktu lama, menuntut pasokan logistik.
Oleh para pejuang Aceh pada masa lalu, ikan kayu diolah sebagai bahan lauk pauk yang bisa tahan lama hingga berbulan-bulan guna mencukupi kebutuhan gizi pejuang sekaligus nikmat untuk lauk pauk.
"Maka dari itulah muncul keumamah," kata pemerhati sejarah Aceh, Tengku Matang di Lhokseumawe, seperti dilansir Antara, Rabu 15 Juni 2016.
BACA JUGA
Keumamah pun menjadi bekal yang praktis dan berguna untuk pasukan yang harus berpindah-pindah di hutan dalam waktu lama. Biasanya selain keumamah ada lagi bahan masakan yang dibawa, yaitu asam sunti atau yang lebih dikenal dengan asamAceh. Belimbing wuluh yang dijemur kemudian diasinkan, serta memiliki daya tahan yang lama juga.
"Keumamah ini selain bisa dinikmati tanpa diolah lagi, juga sering sering diolah dengan asam sunti. Sehingga menimbulkan selera makan pejuang saat itu. Oleh karena itu, dua bahan ini tak dapat dipisahkan saat itu," tutur Matang.
Tak hanya jadi bekal pejuang, pada zaman dahulu jemaah haji Aceh yang hendak berangkat ke Tanah Suci dengan kapal layar yang memakan waktu lama sampai di Mekah, juga menyiapkan keumamah sebagai salah satu lauk pauknya selama dalam perjalanan.
Bagi orang Aceh, keumamah merupakan jenis lauk pauk yang praktis dan mudah serta dapat diolah dengan berbagai bahan masakan khas Aceh lainnya, sehingga menimbulkan selera makan. Meski lahir di medan perang, namun kelestariannya terjaga hingga sekarang.
"Keumamah ini selain bisa dinikmati tanpa diolah lagi, juga sering sering diolah dengan asam sunti. Sehingga menimbulkan selera makan pejuang saat itu. Oleh karena itu, dua bahan ini tak dapat dipisahkan saat itu," tutur Matang.
Tak hanya jadi bekal pejuang, pada zaman dahulu jemaah haji Aceh yang hendak berangkat ke Tanah Suci dengan kapal layar yang memakan waktu lama sampai di Mekah, juga menyiapkan keumamah sebagai salah satu lauk pauknya selama dalam perjalanan.
Bagi orang Aceh, keumamah merupakan jenis lauk pauk yang praktis dan mudah serta dapat diolah dengan berbagai bahan masakan khas Aceh lainnya, sehingga menimbulkan selera makan. Meski lahir di medan perang, namun kelestariannya terjaga hingga sekarang.

0 komentar:
Posting Komentar