Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Aceh, Diauddin mengaku kendala besar untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di Aceh akibat belum memiliki industri pengolahan ikan.
Akibatnya hasil tangkapan ikan dari nelayan bisa menurun kualitas karena terjadi penumpukan. Sehingga nelayan yang menangkap ikan mengalami kerugian, karena ikan bisa saja membusuk.
Kendati demikian, Diauddin memastikan persoalan tersebut akan segera teratasi dengan adanya pembangunan Pelabuhan Perikanan Lampulo, Banda Aceh. Karena pelabuhan ini akan dijadikan pelabuhan samudra yang bisa melakukan ekspor langsung hasil tangkapan laut.
“Belum memiliki industri perikanan di Aceh menyebabkan kendala besar untuk bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan,” kata Diauddin, Selasa (14/12) di ruang kerjanya.
Menurut Diauddin, kendala besar lainnya belum tersedianya cold storage di setiap pelabuhan ikan di Aceh. Sehingga dengan tidak memiliki alat pendingin ini mengakibatkan berkurangnya kualitas ikan yang ditangkap oleh nelayan.
Tak hanya itu, ketersediaan pabrik es juga sangat diperlukan oleh setiap neyalan. Sehingga dengan terpenuhinya es untuk nelayan bisa meningkatkan kualitas ikan yang ditangkap oleh nelayan.
“Meningkatkan kesejahteraan nelayan, maka ikan juga harus berkualitas,” tegasnya.
Menurutnya, laut Aceh yang memiliki panjang 2666 Km dan 300 ribu bujur sangkar menyimpan potensi lestari sebanyak 45 persen. Sehingga sangat tepat Aceh dijadikan poros maritime nusantara di tanah air ini.
“Laut laut kita itu 2/3 dari luas daratan, jadi kita lebih luas laut dan sangat tepat Aceh dijadikan potos maritime,” imbuhnya.
Sedangkan pelabuhan yang sudah ada di seluruh Aceh saat ini, baik kecil maupun besar sebanyak 141 pelabuhan. Kata Diauddin, bila ini bisa dikembangkan oleh pemerintah, maka nelayan Aceh akan bisa hidup sejahtera dimasa yang akan datang. sumber

0 komentar:
Posting Komentar